Minggu, 02 Desember 2007

Orang HR Belum Anggap Penting Faktor Work/Life Balance

Rabu, 14 November 2007 - 10:32 WIB

Hampir sembilan dari sepuluh karyawan akan mencari pekerjaan yang memberikan fleksibilitas atau bisa dilakukan jarak jauh jika mereka pindah kantor. Namun, hanya separo dari profesional HR yang menempatkan hal tersebut sebagai sesuatu yang penting yang harus disediakan oleh perusahaan.

Survei yang dilakukan lembaga raksasa bidang rekrutmen Monster menemukan bahwa keseimbangan antara hidup dan kerja, khususnya jadwal kerja yang fleksibel dan kerja jarak jauh menjadi nilai jual utama yang akan diburu oleh karyawan ketika mereka ingin pindah tempat kerja.

Namun, hanya separo dari orang-orang di departemen HR yang mempertimbangkan hal tersebut sebagai bagian penting dari hiring mix.

Lebih jauh ditemukan, sebagian besar karyawan mengaku tidak melihat bahwa perusahaan tempat mereka bekerja telah berbuat sesuatu untuk mempromosikan keseimbangan antara hidup dan kerja.

Kurang dari sepertiga karyawan menilai inisiatif-inisiatif organisasi mereka bagus atau bahkan sempurna, namun hampir 6 dari 10 mengeluh bahwa dalam kenyataannya, bos mereka mendorong orang untuk bekerja terlalu keras.

Setidaknya, masih ada kabar gembira. Bagaimanapun diyakini bahwa keseimbangan hidup dan kerja memiliki masa depan yang cerah. Enam dari 10 profesional HR percaya bahwa akan tumbuh lebih banyak pemimpin perusahaan yang memiliki inisiatif-inisiatif keseimbangan hidup dan kerja dalam 5 tahun ke depan.

"Mengembangkan dan mempromosikan program keseimbangan hidup dan kerja bisa menjadi faktor pembeda dalam pasar rekrutmen yang makin menantang dewasa ini di mana terbuka kesempatan-kesempatan yang luas bagi para pencari kerja," ujar VP Riset Monster Jesse Harriott.

Oleh karenanya, tambah Harriott menyarankan, kaum pengusaha dan jajaran pimpinan perusahaan sebaiknya meningkatkan bran ketenagakerjaan mereka dengan menciptakan dan mempromosikan suasana kerja yang fleksibel dan seimbang sebagai sarana yang efektif untuk meningkatkan rekrutmen dan retensi.

Lebih dari tiga perempat karyawan percaya bahwa inisiatif-inisiatif keseimbangan hidup dan kerja berdampak pada loyalitas dan efisiensi karyawan.

Sementara, 6 dari 10 karyawan merasa menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bekerja, dengan sepertiga menyalahkan "bos yang memasang ekspektasi terlalu tinggi" dan seperempat mengatakan, mereka bekerja terlalu keras karena harus menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan.

portalhr.com

Tidak ada komentar: